Posted by : Nur'aini Rabu, 03 Mei 2017







Kisah Cinta Antara Aku, Kau dan Dia









Entahlah.. Aku tidak tau, kepada siapa hatimu akan diberikan…!!!
Dan entahlah, aku tidak tau siapa yang lebih dulu hadir dalam hidupmu..
Aku hanya berfikir, siapa yang lebih dulu mencintaimu.?
Ataukah mungkin aku hadir di tengah-tengah cinta kamu dan dia.?
Aku seolah-olah patung yang berada ditengah-tengah cinta dia untukmu dengan maksud mengganggu.
Bahkan aku tidak dapat bergerak seperti es yang membeku ketika melihat inboxan kalian di FB dengan canda tawa yang begitu membuat kalian bahagia.













Suasana indah dipantai Meninting sore itu sangat menghibur hati para pengunjung yang ada di sana. Begitu juga dengan diri q dan teman-teman IKMA DM yang kebetulan memilih lokasi perkemahan di sana..
Teman-teman q sibuk dengan kegiatannya masig-masing, ada yang selfie, ada yang buat tenda, dan lain sebagainya. Sedangkan aku, aku duduk termenung seorang diri di dekat warkop sambil memegang sebuah gitar yang entah miliknya siapa, dan sesekali memainkan lalu menyanyikan sebuah lagu.
Aku memainkan gitar tersebut degan asal-asalan karna aku juga tidak pandai dalam memainkan alat music, saat aku lagi menikmati indahnya suara alunan music yang q mainkantiba-tiba aku di panggil oleh salah seorang dari tim perkemahan itu, mungkin karna aku duduk seorang diri
Ainiiii.” Teriaknya sambil melambaikan tangannya kearahku.
Aini cepat kesini, gk ush berdiam diri d sana ntar ksambet kuntilanak lo di sana”  teriaknya lagi padaku.
Dengan malasnya aku segera melangkahkan kakiku  menuju ke kk tersebut
“Iaaaa aku kesana” Teriakku kembali”
Sesampainya aku di sana semua anggota perkemahan d suruh berkumpul dan semuanya disuruh mengeluarkan barang-barang yang mereka telah persiapkan sebelum berangkat tadi.
Dengan wajah melemas dan kaki yang begitu malasnya berjalan, aku terpaksa mengambil tasku yang berada di dalam sebuah tenda yang telah mereka buat, aku mengeluarkan isi tasku, 2 buah mie instan 1 botol Aqua kecil yang q isi dengan beras, q serahkan pada Kak Ulfa.
Kak Ulfa adalah kk tingkat q yang baru smester V, q serahkan semua perlengkapan  yang q bawa padanya sekaligus uang Rp5000
Selesai menyerahkan semua yang diminta, qt semua langsung d absen , alasannya di absen supaya salah satu diantara kita gak ada yang hilang.
Setelah semuanya selesai di absen dan semua perlengkapan telah terkumpulkan menjadi satu, karna hari sudah hampir gelap dan sudah tiba waktu magrib kita semua di pandu untuk pergi mencari sumber air untuk wudhu, karna sumber air tidak juga kami temukan. Sebagian dari kami terpaksa berwudhu dip antai dan melaksanakan sholat secara individu. . .


******
Seusai sholat magrib kami menunggu waktu isya tiba, dan setelah kewajiban itu terlaksanakan, kami diperintahkan lagi untuk membuat lingkaran kecil yang terdiri dari anggota perkemahan dipantai meninting itu saja.
Kali ini tujuan kita dikumpulkan seperti ini yaitu untuk memperkenalkan identitas masing-masing.
Perkenalan dimulai dari senior. Disaat mereka telah memperkenalkan diri satu-satu, ada satu nama yang membuat  aku slalu bertanya-tanya yaitu senior yang bernama Wahyu Pratama.
“Nama saya Wahyu Pratama, nama panggilan Erwin, pengalaman organisasi saya sekarang yaitu saya menjabat sebagai ketua PMII,”
Sebenarnya yang membuat aku bertanya-tanya dalam hati yaitu kenapa cowok yang bernama  Wahyu Pratama ini bias ikut kemah diacara perkemahan  kami, yang jelas-jelas acara ini adalah acaranya alumni sekolah q.
Akan tetapi sebelum pertanyaan-pertanyaan itu lebih banyak keluar dari pikiranku, ternyata dia belum selesai kenalan.
“ baiklah sebenarnya saya berada di sini karena memenuhi undangan dari senior-senior kalian, mungkin hanya itu saja perkenalan dari saya
Wallahulmuwafiq ila aqwamittoriq wassalamualaikum wr wb.”
“oooooooo.” Begitu batinku dalam hati.
Setelah semuanya dapat giliran buat kenalan kita dibebaskan untuk melihat udara malam dipantai itu asalkan jangan terlalu jauh dari lokasi.
Akan tetapi aku memilih buat duduk termenung seorang diri sambil menikmati suara ombak dan sesekali melihat ke langit, karna malam itu begitu sejuk, dingin, dan cerah.
Tiba-tiba aku teringat pada cowok yang bernama Wahyu Pratama itu karna kebetulan dia adalah ketua rayon q juga.
Ditengah lamunanku itu, aku sendiri juga tak tau apa yang tegah terjadi pada diri q ini, dan q dikagetkan oleh kedatangan seorang cowok yang mendekat padaku
dek lagi apa.?” Tanyanya sambil menepuk pundakku, akupun tersentak kaget, karna cowok itu dating dari belakang dan tanpa sepengetahuanku dia langsung menepuk pundakku seperti itu.
e..ee..eehh kk.” Jawabku sambil senyum-senyum simple.
lagi duduk aja nih kak, kk sendiri mau kemana.?” Tanyaku lagi padanya.
mau kesini dah nmenin adek.”( Godanya padaku)
“oh ya kak, mau nanya nih, boleh gk.? Tapi kk duduk dulu dah disampingku,” karna cowok itu masih berdiri didekatku makanya q persilahkan dia duduk d atas pasir pantai itu.
“ia adek mau nanyak apa,?” selidiknya padaku sambil perlahan-lahan duduk d sampingku.
gini lho kk, aku mau nanya kenal sama kk Wahyu kan,?”
ya kenal, diakan ketua rayonmu dek. Kenapa emang.?”
“mmmmmmm, gk ad sh kak. Kak kalau ada nomornya q boleh minta gak,?”
“kalau d kk sih gk ada nmrnya dek,”
Sempat  aku kecewa mendengar kata-katanya itu, akan tetapi sebelum aku membuka bibir untuk berbicara cowok itu langsung berkata
“tunggu dulu dek akan q carikan nomornya pada teman q.”
Lega rasanya mendengar ucapannya yang terakhir itu, sesaat kemudian cowok itu kembali dengan memegang ponsel ditangannya, segera q keluarkan ponsel didalam kantong celanaku dan menulis nomornya Wahyu Pratama tersebut, dan tak lupa pula aku berterimakasih padanya.
Sejujurnya aku tidak tertarik pada Wahyu Pratama, aku juga tidak berharap dia akan menemuiku malam itu, tapi karna dia aalah ketua rayon q, sehingga aku hanya ingin bertemu dan berbincang-bincang dengannya, meski aku tidak tau bagaimana dia, apakah dia bakalan ramah atau tidak denganku.
Setelah q mencoba menelpon nomornya ternyata dia mau dating dimana tempat posisi aku sekarang. Nyatanya Wahyu diluar dugaan q, dia orangnya ramah dan bias di ajak bercanda

******
Malam yang begitu dingin aku dan Wahyu duduk di salah satu warung terdekat yang ada dipantai itu sambil menikmati sgelas susu hangat yang dipesan oleh  Wahyu.
Tak pernah q menyadari ternyata telah jam 02.30 pagi, suhu sekitar delapan derajat Celsius, membuat tubuhku menggigil walaupun q telah menikmati segelas susu hangat tapi masih saja terasa dingin, baju tipis yang aku kenakan sejak dari Kost tadi sama sekali tak mampu melindungi terpaan udara dingin.
Wahyu lalu melepaskan jaket yang ia pakai, mungkin karena dia telah melihat tubuhku yang slalu menggigil, tanpa piker panjang aku langsung memakai jaketnya itu, lumayan tubuhku tidak menggigil lagi.
Dia menyuruhku untuk tidur, karna dari tadi aku tidak pernah mengistirahatkan mataku, tapi aku takut…..takut karena akan terlena oleh suasana malam itu, dan akhirnya aku akan telat bangun,, sehingga aku memutuskan untuk memejamkan mata tapi tidak tidur.

******
Adzan subuh terdengar sayup, tidak memelakkan telinga seperti dikostku. Tapi suara sayup itu justru lebih memilih daya magis, membuat aku sperti seekor sapi yang dijerat tali dan ditrik kekamar mandi.
Berwudhu dan membuang daki-daki. Setelah usai wudhu, udara dingin dengn suhu skitar 4 drajat meyerap bagai prampok yang hendak mencincang tulang belulangku.
Tubuhku menggigil, lama aku berdiri disana, berharap ada yang memberiku sebuah selimut tebal, tapi itu hanylah sebuah khayalan, karna dipantai itu tak ada yang membawa selimut tebal.
Aku bergegas menuju lokasi untuk sholat subuh, selesai sholat, kami dari tim perkemahan merapikan perlengkapan yang telah kita pakai. Seperti tenda, karpet, dan perlengkapan lainnya.
Sebelum pulang aku mengajak Ratni yaitu teman kostku untuk membeli cilok, maklum dari tadi malam kami hanya makan sedikit karna nasi yang mereka masak masih menyerupai beras, mienya tak enak dipandang dan ikan yang mereka bakar seperti belum matang walaupun telah terlihat gosong, dan itulah yang membuat selera makan kami jadi hilang, yang tadinya lapar berubah menjadi kenyang walaupun kami tak pernah makan.
Itulah sebabnya aku mengajak Ratni beli cilok dulu.
Rat, kita beli cilok ayok, untuk mengganjel perut kita yang kosong dulu.” Ajakku pada Ratni.
Akantetapi Ratni tidak langsung menjawabku, entahlah apa yang sedang ia pikirkan akupun tak tau.
Rat, mau gk.?” Tanyaku lagi padanya.
mmmmmmmm, ayok dah.” Katanya sambil berjalan kearahku.
Sampai ditempat yang dituju, disana aku bertemu Wahyu lagi, dia sedang duduk di atas motornya dan hendak pulang.
Aku mencoba menyapanya dan menawarkan cilok yang ada ditanganku, tapi dia menolaknya, walaupun dia telah menolaknya tapi aku tetap menawarkan hinga dia menerima tawaranku itu, aku menyuapinya, dan dia menerima sodoran cilok dari q.

******
Karena jam telah menunjukkan pukul 08.00 pagi, kamipun pulang ketempat tinggal masing-masing. Tiada rasa letih atau kantuk, padahal  dari semalam aku tak dapat tidur.
Pesona Wahyu Pratama  laksana madu Arabia, segar dan menyehatkan , aku juga tidak tau, mengapa tiba-tiba dalam hatiku muncul perasaan yang demikian indah. Aku seperti berada dalam taman penuh rona bunga. Warna-warni bunga membuat aku seperti berada disurga yang dalamnya mengalir sungai Salsabila.
Entah perasaan apa yang sedang membuncah didada. Semilir angin membawa bau harummengisi paru-paruku. Aku terlena dengan perasaan yang hadir begitu saja dalam jiwa, dan tak hendak pergi hingga sore menghampiri.
Dan pengaruh sihir Wahyu  masih terasa hingga matahari terbit keesokan harinya, diam-diam aku khawatir menjadi gila bila perasaan menghujam dada ini tak berujung.
Siapa sebenarnya yang telah mengusik jiwaku ? Wahyu Pratama ? dimana dia ? apakah dia nyata ? semalam ia ada namun kini ia hanyalah banyang-bayang. Tapi mengapa bayang-bayang itu mencengkram jiwaku dan tak bisa lepas ? bagaimana caranya agar aku lepas dari pengaruhnya itu, membuatku tidak lagi berada dibumi namun terbang bersama gumpalan awan, menggapai pelangi ?
Perasaan yang sedang mempermainkan jiwa ini, membuatku dapat merasakan bagaimana tersiksanya Zulaika kala bertemu Yusuf. Yusuf  ada di dekatnya, amun tak tergapai tangannya. Aku dapat merasakan bagaimana tangan istri pembesar yang tidak sadar jika jari-jari mereka teriris oleh pisau yang ada ditangan mereka sendiri, demi melihat ketanpanan Yusuf.
Akupun tidak sadar kalau Wahyu Pratama telah membuat hatiku teriris, ingin dekat tapi tak tau kapan dan bagaimana.
Cinta ? Mungkinkah ini yang namanya cinta ? Bila ini dinamakan cinta, mengapa terlalu menyiksa, jiwaku terlunta sejak berpisah denganmu. Adakah tangan takdir telah menggoreskan ketentuan-Nya. Wahai para leluhur sungai Nil, mantra-mantra yang kalian ucapkan telah mempengaruhi jiwaku. Aku menderita dibumimu.
Wahyu, Wahyu, engkau telah mengisi seluruh jiwaku. Tak setitikpun tersisa dalam hati ini untuk mengingat yang lain, selain dirimu. Adakah engkau merasakan gebalau hatiku ini ? Wahai sahara yang menyimpan kegaiban, terbangkanlah bersama angin sebutir pasirmu yang telah dipijak  Wahyu, kirimkanlah padaku sebutir pasir itu. Bila cahaya matanya tak bolehku simpan, pasir yang ia injakpun cukup untuk memuaskan dahagaku.

******
Sejak pertemuan dipantai Meninting itu, disitulah kami berdua sering smsn, telponan, bahkan sering bertemu, baik itu di acara pertemuan PMII atau Dianya sendiri langsung kekostku. Hal yang paling aku syukuri saat itu ialah tidak ada wanita dari kerak bumi yang menghalangi keakraban yang sedang kami bangun.
Meski kami mulai saling memahami, namun bentuk hubungan itu hanyalah hubungan antara senior dan Junior Wahyu adalah ketua rayonku, sedangkan aku hanyalah kadernya.
Sebenarnya aku ingin melangkah lebih jauh, namun aku tak punya keberanian karna aku adalah seorang wanita. Aku khawatir menjadi orang yang memburu Ayam, dan membuang telurnya. Ayam tak didapat, telur pecah tak berguna.
Biarlah hubunganku dengan  Wahyu berjalan apa adanya. Biarlah tangan waktu yang akan menuntun jiwa kami untuk saling mendekat dan saling mencinta. Biarlah takdir menjalankan tugasnya untuk kami.
Aku memang harus bersabar , aku tak ingin tanaman cinta pertama yang berbunga dihatiku ini menjadi layu sebelum waktunya. Biarlah tanaman itu aku pupuk dan sirami. Jika telah waktunya, tentu ia dapat dipetik.
Menurutku, segala sesuatu yang didapat dengan mudah juga akan berakhir dengan cepat. “Uang yang mudah didapat, juga akan mudah dihamburkan,” demikian pula dalam hal cinta. Cinta yang didapat dengan susah payah dan perjuangan  akan lebih mudah, lebih bermakna, dan lebih kekal. Sebab cinta bukanlah mie instan atau hamburger, cepat dibuat dan langsung dimakan habis.  Tak tersisa rasa, sedang cinta adalah kehidupan, ia akan abadi sepanjang hayat. Indahnya akan terus dinikmati, lukanya akan terus membekas.



******
Saat aku sedang duduk berduaan dengan Wahyu di kost, aku menikmati kedekatanku itu, sekarang aku dengannya seperti sepasang kekasih yang tak akan pernah bias dipisahkan. Aku mencoba meminjam HPnya dan membuka smsnya, disana tak ada yang terlalu mencurigakan. Q membuka aplikasi FBnya, akan tetapi stelah dia mengetahui aku sedang membuka akunnya, dia mencoba merebut hpnya kembali, akan tetapi aku tidak memberikan hpnya dengan mudah, aku tetap saja nekat membuka akunnya itu, akhirnya diapun pasrah dan membiarkan aku membukanya.
Dan akupun mulai mengotak-atik Fbnya itu, mulai dari status, pemberitahuan, komentar dan yang terakhir inbixannya. Disana aku mulai curiga, satu persatu inboxnya q baca, ada 1 inbox yang aku curigai dan yang membuat hati q sakit dan tiba-tiba memanas yaitu inboxnya dengan seorang cewek. Bagaimana tidak, belum selesai taman kupagari, binatang buas telah datang dan siap mengobrak abrik taman yang aku bangun dengan segenap perasaan, belum kuat benar sayap-sayap cinta kami pemburu telah datang dengan senapan ditangannya.
Rupanya, semuanya menjadi runyam, haruskah hubungan ini memudar dan kembali mongering, seperti saat-saat kami bertemu. Tidak mungkin, perasaan bukanlah mobil mogok yang bias didorong mundur, cinta akan selalu berkembang dalam jiwa, berurat dan berakar. Manusia tak mungkin menghentikan laju cinta, sebab cinta memiliki carnya tersendiri untuk menuntun kita dalam rangkuhan kehendaknya. Cinta juga bukan benda yang mudah diatur dan dibentuk. Tidak bias dipagari oleh tempat atau waktu, ia bebas menentukan sendiri langkahnya, dan mengatur langkah orang yang dikehendakinya.
Setelah puas mengotak atik akun FBnya, aku mengembalikan hpnya kembali. ”nih q kembalikan hpmu” suaraku agak kesal padanya, rasanya butir-butir air mata ini tak sabar ingin keluar, tapi dia tak langsung mengambil hpnya.
udah saya kasih tau tadi jangan dibuka, aku gak mau kamu tau tentang ini, karna aku saying sama kamu, dia juga bukan pacarku, dia hanya kenalanku lewat fb” jelasnya panjang lebar padaku.
Akan tetapi penjelasannya itu tak mau aku dengar, akhirnya tanpa q sadari butir-butir air mata itu satu persatu mulai membasahi pipiku.
terus kalau itu bukan pacarmu, lalu siapa lagi ?” suaraku agak berteriak padanya.
harus berapa kali akan ku jelaskan lagi, dia itu bukan pacarku, dia hanyalah sebatas kenalanku lewat dunia maya” jawabnya agak sedikit menunduk.
“Halaaaahh … itu hanyalah alasanmu saja” jawabku lagi sambil berdiri dan berpura-pura mengambil buku yang ada diatas lemariku, tapi dia mengikuti langkahku itu, dan mencoba menjelakan yang seujurnya, akan tetapi lagi-lagi aku masih saja tidak percaya akan penjelasannya itu, hingga dia membanting Hp-nya dan beberapa kali menghantam tembok lalu duduk kembali.
Aku masih saja berdiri dan menangis .
“Aku tidak bermaksud menyakitimu” ucapnya lagi padaku.
Aku tak mau mendengar kata-katanya lagi. Beberapa saat semuanya menjadi sunyi, hanya suara isak tangisku saja yang terdengar.
Wahyu tetap saja minta maaf padaku, sehingga aku pun mulai angkat bicara.
“Mengapa,,? Mengapa hanya kata maaf saja yang bias kau ucapakan padaku ? Dimana letak kedewasaanmu ? bukankah kau yang mengajariku untuk tidak menangis layaknya anak kecil yang selalu menangis ditinggal ibunya,
Iya aku memang cengeng” Bagaimana mungkin seorang wanita bisa menahan rasa kecewa dihatinya, jika lelakinya selalu menyakiti dengan alasan yang sama ? Seharusnya aku tidak terjatuh dilubang yang sama, sebab aku tahu itu sangatlah sakit.” Ucapku sambil mengusap air mata yang berjatuhan dipipi. Wahyupun mengusap airmataku sambil berkata,
“Maafkan aku yang tidak bias menjadi lelaki yang kau idamkan selama ini, Sudah ! Jangan menangis lagi, kasihan air matamu yang sudah banyak kau buang hanya karena lelaki yang tidak pernah bersyukur memiliki wanita yang sabar dan penuh kasih saying seperti dirimu”. Ucapnya sambil tersenyum .
“Kau memang pintar dalam membuat wanita tersenyum” , ucapku sambil menarik nafas.
Kulihat matahari diluar sudah berpindah arah , Ohhh .. ternyata sudah sore , aku sedikit lega karena aku sudah mengeluarkan tangisku.
Aku mau pulang , ini sudah terlalu sore” ucapku kepada wahyu seperti tidak masalah apapun.
“Nanti dulu, aku tidak mau mengantarmu pulang kalau hatimu masih sedih seperti itu” . Ucap wahyu
Tidak ! jangan khawatirkan aku, aku cukup kuat , aku baik-bik saja kok”. Ucapku agak cuek .
Lalu Wahyu tersenyum dan mengantarku pulang . Disepanjang jalan aku hanya bisa terdiam menghirup udara segar, Angin sepoi-sepoi yang menemani di sepanjang jalan membuat hatiku sedikit tenang seakan problem dalam batinku hilang begitu saja. Entah mengapa Wahyu juga terdiam di sepanjang jalan , entahlah apa yang sedang ia fikirkan. Setelah sampai dikosku, Wahyu pun langsung pamit.
“Aku pulang ya?”  Ucapnya
“iya hati-hati dijalan” jawabku

******
Hari semakin gelap dan matahari tak menampakkan diri adzan magrib pun berkumandang. Aku bergegas mandi dan menunaikan shlat magrib, aku mengaji sebentar agar hatiku sedikit tenang , Perutku berbunyi layaknya sedang bernyanyi aku lapar sekali dari pag tak makan nasi. Begitulah jika hatiku tak karuan. Nafsu makanpun hilang,  aku mengambil kantong plastic yang kugantung di tembok, roti yang aku beli kemarin hanya tersisa hanya satu biji tapi aku tetap bersykur dan memakannya untuk mengganjal perutku. Tak habis kumakan roti itu Hp androidku berbunyi.
 Tet….tet…..tet…..
Aku beranjak mengambil Handphoneku, ternyata wahyu menelpon . tanpa fikir panjang  aku langsung mengangkatnya.
“ Assalamualaikum”. Ucapnya
“Waalaykumsalam”. Jawabku dengan suara kecil
“Kenapa kau tak bersemangat menjawab salamku”.
“Perasaanmu saja mungkin”
“Kau masih marah ?”
“Tidak ! “
Itilah percakapan singkat kami , lalu Wahyu mulai bicara lagi
“Dek.. aku mengakui kesalahanku , dan aku menyesali semua itu, aku harap kau mau memaafkanku, aku mencintaimu tulus dari lubuk hati yang paling dalam, jika hatimu tidak kebertan aku mulai mengulang hubungan ini dari awal tanpa ada masalah lagi , Sungguh aku mencintaimu , aku tak mau jika harus kehilanganmu untuk selamanya” . Ucapnya dengan suara serius membuat aku tak bisa menahan air mata sudah mmbendung, aku menangis dengan suara kencang dan tak memperdulikan orang lain disekitarku, aku tak banyak berkata apa-apa , kami pun mulai menjalani hubungan seperti dulu tanpa problem apapun. Hatiku mulai bersinar lagi dan senyumku kembali .
Jam sudah menunjukkan pukul 10:00 mataku tersasa ingin jatuh, saking ngantuknya diriku , akupun tak tau kalau aku sudah terlelap, setela beberapa jam kemudian , aku terkejut dan terbangun mendengar getaran haandphone di telingaku, ternyata aku ketiduran, dan pintu belum dikunci, lampu belum ku matikan, lau aku beranjak dari tempat tidurku, dan mengambil wudhu dan shlat isya’ lalu akupun tidur kembali .





******
Hoooaaaaammmm….!!!
Kubuka korden jendela ternyata sudah pagi, aku langsung mandi  dan tak lupa juga sholat. Rasanya aku ingin tidur lagi tapi aku harus pergi kuliah, huufft… aku berjalan penuh semangat dan tak ku sangka aku aku bertemu wahyu di parkiran tempat biasa dia parker motor, aku ingin menyapanya namun aku malu-malu.
“emmmm…. Aku sapa atau gk ya dia,.?” Ucapku dalam hati
“ehhh… aku pura-pura untuk tidak melihatnya deh….!!! Tapiiii,,, hatiku ini huuuhhhh” aku berbicara dalam hati layaknya orang gila.
Aku mencoba memelankan langkah kakiku agar dia melihatku berjalan di dekatnya.
langkah demi langkah ku lewati, akhirnya dialah yang duluan menyapaku.
 

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Matematika Pilihanku - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -