Archive for Mei 2017
BAB I
PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Warohmatullahi Wabarakaaatuh
Segala puji
bagi Allahf, tuhan semesta alam yang telah memberikan taufiq, hidayah serta
inayah-Nya kepada kami sehingga kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini bisa
berjalan tanpa adanya hambatan yang di luar kemampuan.
Shalawat
beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabib Agung kita Muhammadb, yang
telah membawa risalah dari Allahf terutama nabib yang telah membawa
mu’jizat-Nya yang berupa Al-Qur’an, yang dengannya bisa kita peroleh petunjuk
dan segala macam ilmu.
Untuk yang
selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada segenap rekan-rekan kami,
terutama kepada dosen kami yang telah memberi tugas dan bimbingan kepada kami,
sehingga dapat tersusun makalah ini.
Kami menyadari
bahwa dalam makalah kami masih banyak terdapat kesalahan yang itu memang
kelemahan dari kami, untuk itu, kami mohon untuk diberikan kritik dan saran
untuk kemajuan kami khususnya dan rekan-rekan umumnya.
Akhirnya kami
berharap, makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Penyusun
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
sistem
Istilah sistem berasal dari
bahasa yunani “systema” yang berarti sehimpunan bagian atau komponen
yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.
Menurut Zahara
Idris(1987) Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen
atau elemen-elemen atau unsusr-unsur sebagai sumber yang mempunyai
hubungan fungsional yang teratur, tidak secara acak yang salaing membantu untuk
mencapi suatu hasil (Product). Contoh tubuh manusia merupakan satu jaringan
daging, otak, urat-urat, dll yang komponen mempunyai fungsi masing-masing yang
satu dengan yang lain satu sama lain saling berkaitan sehingga
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[1]
Tatang M. Arifin (1986:11)
mengemukakan pengertian sistem sebagai suatu keseluruhan dari bagian-bagian
yang satu dengan lainya saling berhubungan secara teratur untuk mencapai suatu
tujuan.[2]
B. Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Pendidikan merupakan suatu usaha
untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unusur
pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil
usaha
Masukan usaha pendidikan ialah
peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada diri peserta didik itu
(antara lain bakat, minat, kemampuan, keadaan jasmani,). Dalam proses
pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah,
buku, metode mengajar, dan lain-lain, sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi
hasil belajar (yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan) setelah
selesainya suatu proses belajar mengajar tertentu. Dalam rangka yang lebih
besar, hasil proses pendidikan dapat berupa lulusan dari lembaga pendidikan
(sekolah) tertentu.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan pula
bahwa, “Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan/sasaran
pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur/jenjang kurikulum dan
peralatan/fasilitas.
1)
Masukan (Input)
Masukan adalah sumber-sumber yang
ada dalam lingkungan atau suprasistem yang masuk dalam sebuah sistem. Masukan
dapat berbentuk
a) Informasi
Informasi adalah keterangan yang di sampaikan kepada pihak lain.
a. Informasi produk
Keterangan tentang bahan olahan, bahan yang akan diproses menjadi suatu
produk atau informasi tentang peserta didik.
b. Informasi operasional
Keterangan
tentang bahan-bahan yang digunakan untuk memproses bahan olahan. Informasi
tentang penduduk, tenaga kependidikan, pengetahuan/ilmu,seni, teknologi,
cita-cita, dan barang-barang yang digunakan dalam pendidikan, serta penghasilan
nasional dan penghasilan perkapita.
b) Energi atau tenaga
Energi adalah gerak dari alat-alat kerja yang dipergunakan dalam proses
transformasi atau semua operasi yang terjadi dalam transformasi. Bentuk operasi
tersebut dapat berupa:
a. Operasi yang dilakukan oleh manusia
b. Operasi yang dilakukan oleh mesin-mesin
c). Bahan-bahan
a. Bahan-bahan produksi adalah bahan-bahan olahan yang dapat di jadikan
produksi.
b.
Bahan-bahan operasional adalah ssumber-sumber yang dipergunakan sebagai
pelancar proses transformasi, yang terdiri atas:
1) Barang-barang yang
dipergunakan secara langsung untuk menjalankan transformasi pendidikan
(misalnya:buku pelajaran, alat-alat pendidikan (praga dan pratikum)
bagunan dan sebagainya)
2) Penghasilan yang dipergunakan
untuk menyediakan barang-barang produksi dan operasional dan membayaar upah
pekerja dan menejer seperti penghasilan nasional (APBN dan APBD pendidikan) dan
penghasilan perkapita yang disediakan untuk membiayai pendidikan.
2) Transformasi
Proses pengubahan masukan olahan menjadi hasil produksi
atau jasa, yang dilakukan oleh manusia atau mesin-mesin atau manusia dengan
mesin-mesin.
a)
Proses manajemen
Metode-metode
yang dipergunakan untuk melakukan perencanaan, kepemimpinan, pengorganisasian,
dan perbaikan.
b)
Proses fungsional
Metode yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan-tujuan fungsional dari sekelompok orang atau
seseorang.
c)
Proses fungsional silang
Metode-metode
yang dipergunakan untuk tujuan tertentu yang perlu kerja sama dengan orang lain
atau unit lain.
3) Hasil
Barang atau jasa yang dapat dikeluarkan, disampaikan dan
digunakan oleh lingkungan.
a)
Orang-orang yang terdidik dalam kemampuan-kemampuan: kognitif, afektif, dan
psikomotor.
b) Orang-orang
tersebut dapat menjadi:
1)
Seoranng individu yang terus belajar dan mengembangkan kemampuan-kemampuannya.
2)
Seorang anggota keluarga yang bahagia, seorag pekerja propesional yang
berhasil, seorang warga negara yang baik, seorang anggota orpol/ormas yang
baik, dan anggota msayarakat sekitar yang baik.
3)
Seorang hamba tuhan yang baik.[3]
C. Karakteristik sistem
1) Cenderung kearah entropi
Semua sistem
cenderung menuju kepada suatu keadaan terpecah belah, tidak teratur, lamban dan
akhirnya mati.
2) Hadir dalam ruang waktu
Semua sisrem
berada dalam ruang waktu, atau berada dalam rangkaian waktu yang tidak dapat di
hentikan.
3) Mempunyai batas-batas
Semua sistem
mempunyai batas-batas yang tidak menetap, tetapi berubah-ubah.
4) Mempunyai lingkungan
Semua sistem
mempunyai lingkungan proksimal (lingkungan yang disadari oleh sistem),
dan lingkungan distal (lingkungan yang tidak di sadari oleh sistem).
5) Mempunyai Variabel dan Parameter
Semua sistem
mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur dari sistem. Fakto-faktor
dalam sistem adalah variabel, dan faktor-faktor di luar sistem adalah parameter.
6) Mempunyai subsistem
Semua sistem,termasuk sistem yang paling kecil sekalipun mempunyai
subsistem, dan setiap subsistem meerupakan sebuah kesatuan yang terbatas,
terbentuk dari bagian-bagian, dan karakteristik-karakteristik tertentu.
7) Mempunyai suprasistem
Semua sistem ,
kecuali sistem yang terbesar dan beberapa sistem tertutup, mempunyai
suprasistem, atau sistem yang lebih besar.
D. Komponen Pendidikan
a. Tujuan pendidikan
Merupakan komponen penting dan sangat menentukan bahkan merupakanesensi
dari pendidikan. Tujuan pendidikan memiliki berbagai tingkatan, mulai dari
tujaun umum, tujuan khusus, tujuan tidak lengkap, tujuan sementara, tujuan
intermediet, dan tujuan insidental.
Tentang tujuan pendidikan, langeveld
membedakannya menjadi enam tujuan pendidikan :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum
adalah tujuan yang akan dicapai diakhir proses pendidikan, yaitu tercapainya
kedewasaan jasmani dan rohani anak didik. Maksud kedewasaan jasmani adalah jika
pertumbuhan jasmani sudah mencapai batas pertumbuhan maksimal, maka pertumbuhan
jasmani tidak akan berlangsung lagi. Kedewasaan rohani adalah peserta didik
sudah mampu menolong dirinya sendiri, mampu berdiri sendiri, dan mampu
bertanggung jawaba atas semua perbuatannya.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus
adalah tujuan tertentu yang hendak dicapai berdasar usia, jenis kelamin, sifat,
bakat, inteligensi, lingkungan sosial budaya, tahap-tahap perkembangan,
tuntutan syarat pekerjaan, dan sebgainya.
3. Tujuan Tidak Lengkap
Tujuan tidak
lengkap adalah tujuan yang menyangkut sebagian aspek manusia, misalnya tujuan
khusus pembentukan kecerdasan saja, tanpa memerhatikan yang lainnya. Jadi
tujuan tidak lengkap ini bagian dari tujuan umum yang melengkapi perkembangan
seluruh aspek kepribadian.
4. Tujuan Sementara
Proses untuk
mencapai tujuan umum tidak dapat dicapai secara sekaligus, karenanya perlu
ditempuh setingkat demi setingkat. Tingkatan demi tingkatan diupayakan untuk
mencapaitujuan akhir itulah yang dimaksud tujuan sementara contohnya anak
menyelesaikan pendidikan dijenjang pendidikan dasar merupakan tujuan sementara
untuk selanjutnya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi seperti sekolah
menengah dan perguruan tinggi.
5. Tujuan Intermedier
Tujuan
intermedier adalah tujuan perantara bagi tujuan lainnya yang pokok. Misalnya,
anak dibiasakan untuk menyapu halaman, maksudnya agar ia kelak mempunyai rasa
tanggung jawab.
6. Tujuan Insidental
Tujuan
insidental adalah tujuan yang dicapai pada saat-saat tertentu,yang sifatnya
seketika dan spontan. Misalnya, orang tua menegur anaknya agar berbicara sopan.
Menurut Bloom,
tujuan pendidikan dibedakan menjadi tiga :
1. Domain
Kognitif
Domain kognitif
meliputi kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat tercapai setelah
dilakukannya proses belajar mengajar. Kemampuan tersebut meliputi pengetahuan,
pengertian, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam kemampuan
tersebut bersifat hierarkis. Artinya, untuk mencapai semuanya harus sudah
memiliki kemampuan sebelumnya.
2. Domain Afektif
Domain afektif
berupa kemampuan untuk menerima, menjawab, menilai, membentuk, dan
mengkarakterisasi.
3. Domain Psikomotor
Terdiri dari
kemampuan persepsi, kesiapan, dan respons terpimpin.[4]
b. Peserta didik
Peserta didik adalah masyarakat laki-laki dan perempuan yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
c. Pendidik
Adalah orang laki-laki dan perempuan yang dengan sengaja memengaruhi orang
lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi. Dengan kata lain,
pendidik adalah orang yang lebih dewasa yang mampu membawa peserta didik kearah
kedewasaan. Dewasa di sini bukan sekedar dewasa fisik atau umur,tetapi dewasa
secara keseluruhan, yaitu mental, intelektual, sosial, fisik, dan fsikis.
d. Alat pendidikan
Adalah hal yang tidak saja membuat kondisi-kondisi yang memungkinkan
terlaksananya pekerjaan mendidik, tetapi juga sebagai langkah atau
situasi yang membantu pencapaian tujuan pendidikan. Abu Ahmadi dalam suwarno
membedakan alat pendidikan ini kedalam beberapa kategori, yaitu:
1) Alat pendidikan positif
dan negatif
Alat pendidikan positif di maksudkan sebagai alat yang di tujukan agar anak
mengerjakan sesuatu yang baik, misalnya, pujian agar anak mengulang pekerjaan
yang menurut ukuran adalah baik. Alat pendidikan negatif dimaksudkan agar anak
tidak mengerjakan sesuatu yang buruk , misalnya, larangan atau hukuman agar
anak tidak mengulangi perbuatan yang menurut ukuran norma adalah buruk.
2) Alat pendidikan preventif dan
korektif
Alat pendidikan preventif merupakan alat untuk mencegah anak mengerjakan
sesuatu yang tidak baik, misalnya, peringata atau larangan. Alat pendidikan
korektif adalah alat untuk memperbaiki kesalahan atau kekeliruan yang telah
dilakukan peserta didik, misalnya, hukuman.
3) Alat pendidikan yang
menyenangkan dan tidak menyenangkan
Alat pendidikan yang menyenangkan merupakan alat yang digunakan agar
peserta didik menjadi senang, misalnya, dengan hadiah atau ganjaran. Alat
pendidikan yang tidak menyenangkan dimaksudkan sebagai alat yang dapat membuat
peseerta didik merasa tidak senang dan tidak nyaman melakukan sesuatu karena
aktivitasnya tidak produktif. dalam proses pendidikan, contoh alat pendidikan
tidak menyenangkan adalah hukuman atau celaan.
e. Lingkungan
Lingkungan pendidikan adalah lingkungan yang melingkupi terjadinya proses
pendidikan. Lingkungan pendkdikan meliputi pendidikan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.[5]
E.
Sistem Pendidikan Nasional
Maksud sistem pendidikan nasional disini adalah satu keseluruhan yang terpadu
dari semua satuan dan aktivitas yang berkaitan satu dengan yang lainya untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini sistem
pendidikan nasional tersebut merupakan suatu suprasistem, yaitu suatu sistem
yang besar dan kompleks, yang di dalamnya tercakup beberapa bagian yang juga
merupakan sistem-sistem
Tujuan sistem pendidikan nasional berfungsi memberikan arah pada semua kegiatan
pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan yang ada. Tujuan pendidikan nasional
tersebut
merupakan tujuan umum yang hendak di capai oleh semua
satuan pendidikanya. Meskipun setiap tahun pendidikan tersebut mempunyai tujuan
sendiri, namun tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional.
Dalam sistem pendidikan nasional, peserta didiknya adalah semua warga negaara.
Artinya, semua satuan pendidikan yang ada harus memberikan kesempatan menjadi
peserta didiknya kepada semua warga negara yang memenuhi persyaratan tertentu
sesuai dengan kekhususannya, tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama,
suku bangsa dan sebagainya.[6]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Istilah sistem
berasal dari bahasa yunani “systema” yang berarti sehimpunan bagian atau
komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu
keseluruhan.
Tatang M.
Arifin (1986:11) mengemukakan pengertian sistem sebagai suatu keseluruhan dari
bagian-bagian yang satu dengan lainya saling berhubungan secara teratur untuk
mencapai suatu tujuan.
Pendidikan merupakan suatu usaha
untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unusur
pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil
usaha.
Karakteristik sistem:
1. Cenderung kearah entropi
2. Hadir dalam ruang waktu
3. Mempunyai batas-batas
4. Mempunyai lingkungan
5. Mempunyai Variabel dan Parameter
6. Mempunyai subsistem
7. Mempunyai suprasistem
Komponen Pendidikan:
1. Tujuan pendidikan
2. Pendidik
3. Peserta didik
4. Alat pendidikan
5. Lingkungan
Sistem Pendidikan Nasional
Maksud sistem pendidikan nasional disini adalah satu keseluruhan yang terpadu
dari semua satuan dan aktivitas yang berkaitan satu dengan yang lainya untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Daftar Pustaka
Kadir, Abdul dkk, Dasar-dasar Pendidikan,
Jakarta:2012, Kencana Prenada
Media Group.
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan,Jakarta:
2012, PT Raja Grafindo
Persada.
Mudyaharjo,Redja Pengantar Pendidika, Jakarta,2013,PT
Raja Grafindo
Persada.
http://blog.unsri.ac.id/riski02/pengantar-pendidikan-/pendidikan-sebagai-suatu-sistem-/mrdetail/14735/.
[1]
http://blog.unsri.ac.id/riski02/pengantar-pendidikan-/pendidikan-sebagai-suatu-sistem-/mrdetail/14735/.Sabtu 19 Oktober 11:21.