Posted by : Nur'aini Sabtu, 14 Oktober 2017



Krakteristik dan Objek Matematika
Melihat bahwa matematika itu merupakan hasil buah pikir manusia, dimana buah pikir ini merupakan proses dari penalaran deduktif dan sebuah ilmu pengetahuan, tidak heran jika matematika memiliki konsep-konsep yang abstrak. Keabstrakan matematika bukan sebagai indikator untuk menjadikan kita anti terhadapnya, akan tetapi hal ini merupakan penguat bahwa matematika itu memiliki ciri-ciri atau karakteristik sendiri.
Karakteristik atau ciri-ciri matematika itu sendiri menurut Soedjadi, (2000: 13-19) antara lain
-          memiliki objek kajian abstrak;
-          bertumpu pada kesepakatan;
-          berpola pikir deduktif;
-          memiliki simbol yang kosong dari arti;
-          memperhatikan semesta pembicaraan; dan
-          konsisten dalam sistemnya.”
1.      Memiliki Objek Abstrak (fakta)
Kajian dasar dari pokok pembicaraan matematika itu adalah abstrak. Tapi, sebagian ahli mengatakan bahwa objek matematika itu konkret. Anggapan ini tidak salah, karena dalam menyempurnakan pemahaman mengenainya (terutama memahami yang abstrak) harus diawali dengan hal-hal yang konkret. Akibatnya, ketajaman pengertian terhadap hal yang abstrak tersebut dapat tercapai, yakni dapat menangkap sebuah pengertian sebagai suatu konsep yang abstrak. Karena sifatnya yang demikian ini, objek matematika itu berkenaan dengan pikiran atau mental.  Objek-objek dasar yang sering dipelajari dalam matematika meliputi beberapa hal, yakni :
Pertama, dijelaskan bahwa fakta (abstrak) berupa konvensi-konvensi yang diungkap dengan simbol tertentu.
 Misalnya, simbol “3” secara umum dipahami sebagai bilangan “tiga”, begitu juga dengan fakta-fakta yang lain, yang terdapat dalam matematika. Simbolisme dalam matematika tidak tersusun dengan sendirinya, akan tetapi merupakan buah pikir bahwa tiap bahasa yang mewakili fakta matematika haruslah syarat makna, sehingga mudah untuk dipahami dan berlaku secara umum.
Kedua, Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek. Misalnya, “segi empat” merupakan suatu konsep. Dengan konsep ini, dapat dibedakan mana contoh yang merupakan segi empat dengan yang bukan termasuk sebagai segi empat.
Ketiga, Operasi (abstrak) adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar dan pengerjaan matematika yang lain. Misalnya, penjumlahan, perpangkatan, gabungan, irisan. Pada umumnya, operasi dalam matematika merupakan aturan khusus atau relasi khusus dalam memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen yang diketahui.
Keempat, Prinsip yaitu pernyataan yang menyatakan berlakunya suatu hubungan antara beberapa konsep. Pernyataan itu dapat menyatakan sifat-sifat suatu konsep, atau hukum-hukum atau teorema atau dalil yang berlaku dalam konsep itu. Dapat juga dikatakan, bahwa prinsip ini bisa juga berupa aksioma, atau teorema. Misalnya, teorema tentang Pythagoras, atau sifat-sifat dalam operasi penjumalahan dan pengurangan.

2.      Bertumpu pada Kesepakatan
Istilah-istilah, simbol-simbol dan bahasa-bahasa yang telah tepat digunakan untuk menyampaikan tiap-tiap materi matematika telah disepakati secara umum, sehingga hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting. Adanya kesepakatan dalam matematika baik mengenai penggunaan simbol-simbol, penggunaan istilah-istilah, maupun penggunaan bahasa-bahasa dalam matematika memberikan kemudahan dalam pembahasannya terutama untuk keperluan komunikasi bagi generasi berikutnya. Dengan karakteristik matematika, yakni bertumpu pada kesepakatan ini memberikan dampak yang sangat baik pada perkembangan matematika itu sendiri. Dengan kata lain, bahwa semua kesepakatan itu seperti telah menjadi sebuah tradisi yang sangat kuat dalam matematika.
3.      Berpola Pikir Deduktif
Matematika dikatakan sebagai ilmu yang berkembang dari hasil pikiran manusia memiliki pola pikir yang deduktif. Artinya itu adalah bahwa setiap konsep atau pernyataan yang diperoleh dalam matematika memperlihatkan sesuatu itu berangkat dari hal yang masih bersifat umum menuju kepada yang lebih khusus lagi. Dengan kata lain, setiap konsep atau pernyataan dalam matematika haruslah bisa diterima oleh pikiran logis manusia. Suatu konsep atau pernyataan yang diperoleh akibat logis dari kebenaran sebelumnya, menyebabkan hubungan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Proses pembuktian secara deduktif ini akan melibatkan suatu formula matematika lainnya yang sebelumnya sudah dibuktikan secara deduktif juga.
 Sebagai contoh, ketika seorang anak dari sebelumnya telah memahami konsep tentang lingkaran, maka ketika anak tersebut berada pada suatu tempat, tentu anak tersebut akan mudah membedakan dan menggolongkan mana saja benda-benda yang berbentuk lingkaran dengan benda-benda yang bukan berbentuk lingkaran. Disini, anak tersebut menggunakan pola pikir secara sederhana.
4.      Memiliki Simbol yang Kosong dari Arti
Tidak dapat dihindari lagi, bahwa dalam matematika banyak terdapat simbol sebagai akibat dari simbolisme. Simbol-simbol ini, ada yang berupa huruf, ada pula yang berupa sebuah lambang khusus. Namun, ketika simbol-simbol dan lambang-lambang matematika ini dirangkaikan, akan membentuk suatu model. Pada matematika model-model yang dimaksud bisa berupa persamaan, pertidaksamaan, kesebangunan, dan sebagainya. Dalam menjelaskan maksud dari karakteristik ini,
Jadi, secara umum suatu model dalam matematika akan bermakna khusus ketika ia dikaitkan dengan hal atau konteks tertentu. Dengan simbol-simbol matematika inilah yang kemudian membedakannya dengan simbol bukan matematika. Selain itu, dengan karakteristiknya ini matematika menjadi memiliki kekuatan, dimana ia dapat memasuki ataupun dimasuki oleh berbagai cabang keilmuan, seperti bidang psikologi, ataupun oleh bidang ekonomi.
5.      Memperhatikan Semesta Pembicaraan
Sebagai akibat dari pengakuan atas karakteristiknya (simbol yang memiliki arti kosong), tiap model/simbol dalam matematika tidaklah memiliki arti apa-apa ketika semuanya dibicarakan lepas begitu saja tanpa ada batasan-batasan seperti semesta pembicaraan. Semesta pembicaraan ini menjadi sangat penting dalam model/simbol matematika agar kebenaran hasil akhir darinya (model matematika) dapat diterima secara logis oleh pikiran. Semesta pembicaraan ini bisa saja bersifat luas, bisa juga bersifat lebih sempit.
6.      Konsisten dalam Sistemnya
Model/simbol dalam matematika merupakan unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Keteraturan model/simbol dalam setiap pembahasan, menjadikan matematika anti terhadap kontradiksi. Sehingga makna dan kebenarannya selalu dapat diterima secara logis. Misalnya, ketetapan suatu model seperti 3x + 7x = 10x dan 10x + 5x = 15x, maka 3x + 7x + 5x harus sama dengan 15x.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Matematika Pilihanku - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -