Posted by : Nur'aini
Sabtu, 14 Oktober 2017
MAKALAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
“ MENDESAIN LINGKUNGAN FISIK KELAS“
Disusun oleh:
NAMA : Nur'aini
NIM : 160103069
KELAS : II.C
|
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM
MATARAM
2017
PEMBAHASAN
MENDESAIN LINGKUNGAN FISIK KELAS
Iklim
belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan factor pendorong yang dapat
memberikan daya tarik tersendiri bagi peruses pembelajaran, sebaliknya iklim
yang kurang menyenagkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.
Iklim
belajar yang kondusif harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang
menyenangkan seperti: sarana, laboratorium, pengaturan lingkungan, penampilan
dan sikap guru, hubungan yang harmonis antara pesrta didik dengan guru dan
diantara peserta didik itu sendiri, serta penataan bahan organisasi dan bahan
pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta
didik.
Dalam
mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, terdapat beberapa factor yang
mempengaruhinya, diantaranya:
Kondisi
fisik
Lingkungan
fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran.
Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung
intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran. Lingkungan fisik yang di maksud meliputi:
a.
Ruang
tempat berlangsungan proses belajar mengajar
Ruang tempat belajar harus memungkinkan
semua siswa bergerak leluasa tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu
antara siswa yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar. Besarnya ruangan kelas tergantung
pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan. Jika ruangan
tersebut menggunakan hiasan, pakailah hiasan-hiasan yang mempunyai nilai
pendidikan.
b.
Pengaturan
tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang
terpenting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku siswa.
Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.
c.
Ventilasi
dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendati
pu guru sulit mengatur karena sudah ada) adalah asset penting untuk terciptanya
suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu ventilasi harus cukup menjamin
kesehatan siswa.
d.
Pengaturan
penyimpanan barang-barang
Barang-barang hendaknya di simpan di
tempat khusus yang mudah di capai bila diperlukan dan dipergunakan bagi
kepentingan belajar. Barang-barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan
dapat disimpan di ruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu
pribadi dan sebagainya, hendaknya di tempatkan sedemikian rupa sehinga tidak
mengganggu gerak kegiatan siswa.
Suhaenah
Suparno (2001:82) mengemukakan criteria yang harus di penuhi ketika melakukan
penataan fasilitas ruang kelas sebagai berikut:
1. Penataan
ruang di anggap baik apabilamenunjang efektivitas proses pembelajaran yang
salah satu petunjuknya adalah bahwa anak-anak belajar dengan aktif dan guru dapat
mengelolah kelas dengan baik.
2. Penataan
tersebut bersifat fleksible (luwes) sehinga perubahan dari satu tujuan ke
tujuan lain dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sifat
kegiatan yang di tuntut oleh tujuan yang akan di capai pada waktu itu.
3. Ketika
anak belajar tentang suatu konsep, maka ada fasilitas-fasilitas yang dapat
memberikan bantuan untuk memperjelas konsep-konsep tersebut yaitu berupa gambar-gambar atau model atau
media lain sehingga konsep-konsep tersebut tidak bersifat verbalitas. Tempat
penyimpanan alat dan media tersebut cukup mudah di capai sehingga waktu belajar
siswa tidak terbuang.
¹
Abdul
Majid. Perencanaan pembelajaran,
Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. 2005. Hal. 165-169
4. Penataan
ruang dan fasilitas yang ada di kelas harus mampu membantu siswa meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar sehingga mereka merasa seneng belajar. Indicator
ini tentu tidak dengan segera di ketahui, tetapi guru yang berpengalaman akan
dapat melihat apakah siswa belajar dengan senang atau tidak.
Ketika
memikirkan tentang manajemen kelas yang efektif, guru yang tidak berpengalaman
terkadang mengabaikan lingkungan fisik. Seperti yang anda lihat, desain
lingkungan fisik kelas adalah lebih dari sekedar penataan barang di kelas.
A. Perinsip penataan kelas
Berikut ini ada
empat prinsip yang anda dapat pakai untuk menata kelas anda :
1. Kurangi
kepadatan di tempat lalu lalang. Gangguan seri0ng terjadi di daerah yang sering
dilewati. Daerah ini antara lain area belajar kelompok, bangku,murid, meja
guru, lokasi penyimpanan pensil, rak buku, computer, dan lokasi lainnya.
Pisahkan area ini sejauh-jauh mungkin dan pastikan mudah diakses.
2. Pastikan
bahwa anda dapat dengan mudah melihat semu murid. Tugas manajemen yang pening
adalah memonitor murid secara cermat. Untuk itu, anda harus bisa melihat semua
muerid. Pastikan ada jarang pandang yang jelas dari meja anda, lokasi
instruksional, meja murid, dan semua murid. Jangan sampai ada yang tidak
kelihatan.
3. Materi
pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah di akses. Ini akan meminimalkan
waktu persiapan dan perapian, dan mengurangi kelambatan dan gangguan aktivitas.
4. Pastikan
murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas. Tentukan dimana anda
dan murid anda akan berada saat presentasi kelas diadakan. Untuk aktivitas ini,
murid tidak boleh memindahkan kursi atau menjulurkan lehernya. Untuk mengetahui
seberapa baik murid dapat melihat dari tempat mereka, duduklah di kursi mereka
.
B.
Gaya
penataan kelas
Dalam memikirkan
bagaimana cara anda mengorganisasikan ruang fisik kelas, anda harus bertanya
pada diri sendiri tipe aktivitas pengajaran apa yang akan diterima murid.
Pertimbangkan penataan fisik yang paling mendukung aktivitas itu.
Ada beberapa gaya
penataan yang dapat kita gunakan:
1.
Gaya auditorium
Yaitu gaya susunan
kelas dimana semua murid duduk menghadap guru. Penataan ini membatasi kontak
murid tatap muka dan guru bebas bergerak kemana saja. Gaya ini sering kali
dipakai ketika guru mengajar atau seseorang member presentasi ke kelas.
2.
Gaya tatap muka
Yaitu gaya susunan
kelas dimana murid-murid saling menghadap. Gangguan dari murid lain akan lebih
besar pada susunan ini ketimbang pada susunan auditorium.
3.
Gaya off-set
Yaitu gaya susunan
kelas dimana sejumlah murid biasanya tiga atau empat anak duduk di bangku,
tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
4.
Gaya seminar
Yaitu gaya susunan
kelas dimana sejumlah besar murid sepuluh atau lebih duduk di susunan berbentuk
lingkaran, persegi, atau berbentuk U. ini terlihat efektif ketika anda ingin
agar murid berbicara satu sama lain atau bercakap-cakap dengan anda.
5.
Gaya klaster
Yaitu gaya susunan
kelas dimana sejumlah murid biasanya empat sampai delapan anak bekerja dalam
kelompok kecil. Susunan meja yang mengelompok akan mendorong interaksi social
di antara murid. Sebaliknya, susunan meja yang berbentuk lajur akan mengurangi
interaksi social di antara murid dan mengarahkan perhatin murid kepada guru.
² John W. Santrock. Psikologi pendidikan. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.2004.Hal.560-565.
C.
Penataan
Fisik Kelas yang Kondusif
Kelas merupakan taman belajar bagi
siswa dan menjadi tempat mereka, bertumbuh dan berkembang baik secara fisik,
intelektual maupun emosional.Oleh karena itu kelas harus dikelola sedemikian
rupa sehingga benar-benar merupakan taman belajar yang menyenangkan. Adapun
ciri-ciri umum kelas yang kondusif yaitu rapi, bersih, sehat, tidak lembab,
cukup cahaya yang meneranginya, sirkulasi udara cukup, perabot dalam keadaan
baik, ditata dengan rapi, dan jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang.
Menurut Winzer (Winataputra, 1003: 9.9) menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah cara-cara yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan akademis dan sosial . Dan salah satu bentuk pengelolaan kelas adalah dengan mengatur penataan tempat duduk siswa. Salah satu prinsip umum adalah bahwa siswa atau murid seharusnya memiliki ruang yang cukup untuk bekerja dengan nyaman. Menurut Joachim 2002, ada tiga penataan tempat duduk yang bisa digunakan didalam kelas. Antara lain :
Menurut Winzer (Winataputra, 1003: 9.9) menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah cara-cara yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan akademis dan sosial . Dan salah satu bentuk pengelolaan kelas adalah dengan mengatur penataan tempat duduk siswa. Salah satu prinsip umum adalah bahwa siswa atau murid seharusnya memiliki ruang yang cukup untuk bekerja dengan nyaman. Menurut Joachim 2002, ada tiga penataan tempat duduk yang bisa digunakan didalam kelas. Antara lain :
1.
Tempat
duduk berbaris-baris. Penataan tempat duduk inio effektif untuk pengajaran
seluruh kelas tetapi tidak efektif untuk kerja kelompok kecil atau diskusi
kelas.
2.
Tempat
duduk semi baris. Penataan tempat duduk yang cocok untuk kerja kelompok kecil
tetapi kurang cocok untuk pengajaran seluruh kela dan diskusi kelas.
3.
Tempat
duduk letter U. Penataan tempat duduk yang cocok untik pengajaran seluruh kelas
tetapi tidak cocok untuk kerja kelompok kecil.
Sedangkan menurut Loisell (Winataputra, 2003) Adapun
prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam menata
lingkungan fisik kelas adalah sebagai berikut :
a)
Visibility
( Keleluasaan Pandangan)
Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang semua siswa kegiatan pembelajaran.
Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang semua siswa kegiatan pembelajaran.
b)
Accesibility
(mudah dicapai)
Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja.
Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja.
c)
Fleksibilitas
(Keluwesan)
Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok.
Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok.
d)
Kenyamanan
Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.
Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.
e)
Keindahan
Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berpengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Selain seperti yang disebutkan diatas, sebaiknya guru juga mempertimbangan pula pada aspek biologis seperti, postur tubuh siswa, dimana menempatkan siswa yang mempunyai tubuh tinggi dan atau rendah. Dan bagaimana menempatkan siswa yang mempunyai kelainan dalam arti secara psikologis, misalnya siswa yang hiper aktif, suka melamun, dan lain sebagainya sehingga penataan lingkungan kelas dapat dikondisikan seefektif mungkin.
Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berpengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Selain seperti yang disebutkan diatas, sebaiknya guru juga mempertimbangan pula pada aspek biologis seperti, postur tubuh siswa, dimana menempatkan siswa yang mempunyai tubuh tinggi dan atau rendah. Dan bagaimana menempatkan siswa yang mempunyai kelainan dalam arti secara psikologis, misalnya siswa yang hiper aktif, suka melamun, dan lain sebagainya sehingga penataan lingkungan kelas dapat dikondisikan seefektif mungkin.
³ Chandra Yuliasman. http://chandrayuliasman.blogspot.co.id/2013/07/penataan-lingkungan-kelas-yang-kondusif.html
DAFTAR
PUSTAKA
W.
Santrock, John. Psikologi pendidikan. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP.2004.
Majid, Abdul.
Perencanaan pembelajaran, Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA.
http://chandrayuliasman.blogspot.co.id/2013/07/penataan-lingkungan-kelas-yang-kondusif.html