MAKALAH
INDUKSI MATEMATIKA
Dosen Pengampu : M. Syawahid, M. Pd.

OLEH 
NAMA                                                           NIM
1.      ANDARI FILNA JESIKA                                160103068
2.      NUR’AINI                                                           160103069


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI  MATARAM
2017















KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Induksi Matematika, yang mana makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Matematika Diskrit.
Adapun yang kami bahas dalam makalah ini yaitu pengertian dari induksi matematika, prinsip – prinsip induksi matematika, dan bentuk umum dari induksi matematika.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangannya, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, waktu, serta sumber yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan penyusunan selanjutnya.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Mataram, 23 Oktober 2017















DAFTAR ISI

Ø  KATA PENGANTAR.………………………………………………...............................1
Ø  DAFTAR ISI….……………………………………………………………......................2
Ø  BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah ……………….…………………………………......3
1.2  Rumusan Masalah…………………………………………………………......3
1.3  Tujuan Pembelajaran …………………………………………………………3
Ø  BAB II            PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Induksi Matematika………...….……….…………………………5
2.2  Prinsip – prinsip Induksi Matematika……………………………………...….5
2.3  Bentuk Induksi Secara Umum……………………………………………….10
Ø  BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….13
3.2 Saran ………………………………………………………………………...13
Ø  DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Induksi matematika merupakan teknik pembuktian yang baku didalam matematika. Melalui induksi matematika kita dapat mengurangi langkah pembuktian bahwa semua bilangan bulat termasuk ke dalam suatu himpunan kebenaran dengan hanya sejumlah langkah terbatas Di dalam matematika, sebuah proposisi atau pernyataan tidak hanya sekedar ditulis. Kita juga juga harus mengerti apa yang menyebabkan proposisi tersebut benar yaitu bukti (proof).
Contoh , kita ingin menemukan rumus jumlah dari n buah bilangan ganjil positif yang pertama. Misalnya untuk n = 1, 2, 3, 4, 5, kita mengamati jumlah n bilangan ganjil positif pertama adalah
            n = 1 => 1 = 1
            n = 2 => 1 + 3 =4
            n = 3 => 1 + 3 + 5 =9
            n = 4 => 1 + 3 + 5 +7 = 16
            n = 5 => 1 + 3 + 5 + 7 + 9 = 25
Dari nilai-nilai penjumlahan itu kita menduga bahwa jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2. Kita perlu membuktikan bahwa perkiraan kita tersebut benar jika memang itu faktanya. Bagaimana cara membuktikannya dengan induksi matematik ?
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Induksi Matematika ?
2.      Apa saja prinsip – prinsip Induksi Matematika dan bagaimana langkah – langkah melakukan pembuktian serta contoh penggunaan prinsip Induksi Matematika ?
3.      Bagaimana bentuk umum dari Induksi Matematika ?
1.3  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui definisi dari Induksi Matematika.
2.      Untuk mengetahui apa saja prinsip – prinsip dalam Induksi Matematika.
3.      Dapat membuktikan suatu pernyataan dengan menggunakan induksi matematika.
4.      Dapat mengetahui contoh penggunaan prinsip Induksi Matematika.
5.      Mengetahui bentuk umum dari Induksi Matematika.

























BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Induksi Matematika
Induksi Matematika merupakan pembuktian deduktif, meski namanya induksi. Induksi matematika atau disebut juga induksi lengkap sering dipergunakan untuk pernyataan – pernyataan yang menyangkut bilangan asli. Induksi matematika juga dapat dikatakan sebagai metode pembuktian untuk proposisi perihal bilangan bulat. Pembuktian cara induksi matematika ingin membuktikan bahwa teori atau sifat itu benar untuk semua bilangan dalam himpunan bagiannya. Caranya ialah dengan menunjukkan sifat itu benar untuk n = 1 (atau S(1) adalah benar), kemudian ditunjukkan bahwa bila sifat itu benar untuk n = k (bila S(k) benar) menyebabkan sifat itu benar untuk n = k + 1 (atau S(k + 1) benar.          
Sebuah deskripsi tidak formal dari induksi matematika dapat diilustrasikan dengan mengacu kepada efek sekuensial dari jatuhnya domino.

2.2  Prinsip – prinsip Induksi Matematika
·         Prinsip Induksi Sederhana
Prinsip induksi sederhana berbunyi sebagai berikut :
Misalkan p(n) adalah proposisi perihal bilangan bulat positif dan kita  ingin membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n. untuk membuktikan proposisi ini, kita hanya perlu membuktikan bahwa:
1.      P(1) benar, dan
2.      Jika p(n) benar, maka p(n+1) juga benar untuk setiap n 1.
Sehingga p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n.
Langkah 1 dinamakan basis induksi, sedangkan langkah 2 dinamakan langkah induksi. Langkah induksi berisi asumsi (andaian) yang menyatakn bahwa p(n) benar. Asumsi tersebut dinamakan hipotesis induksi. Bila kita sudah menunjukkan kedua langkah tersebut  benar maka kita sudah membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n.
Contoh :
1.      Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
Penyelesaian :
Misalkan p(n) adalah proposisi yang menyatakan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2
        i.            Basis induksi: p(1) benar, karena jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 12 = 1.
      ii.             Langkah induksi: misalkan p(n) benar, yaitu asumsikan bahwa
1 + 3 + 5 + … + ( 2n – 1) = n2
adalah benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil positif ke-n adalah (2n - 1)]
Kita harus memperlihatkan bahwa p(n + 1) juga benar, yaitu
            1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = (n + 1)2
Hal ini dapat kita tunjukkan sebagai berikut
            1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = [1 + 3 + 5 + … + (2n – 1)] + (2n + 1)
                                                                     = n2 + (2n + 1 )
                                                                      = n2 + 2n + 1
                                                                       = (n + 1)2
Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah diperlihatkan benar, maka jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
2.      Buktikan dengan induksi matematika , n , 1 + 7 + 13 + … + (6n – 5) =  n(3n – 2).
Penyelesaian :
Andaikan bahwa p(n) menyatakan proposisi bahwa untuk n  1, jumlah n bilangann bulat positif pertama adalah n(3n – 2) , yaitu 1 + 7 + 13 + … + (6n – 5) =  n(3n – 2). Kita harus membuktikan kebenaran proposisi ini dengan dua langkah induksi sebagai berikut:
(i)     Basis induksi : p(1) benar, karena untuk n = 1 kita peroleh
1 = 1(3.1 – 2)
  = 1 (1)
  =1
(ii)   Langkah induksi : Misalkan p(n) benar, yaitu mengasumsikan bahwa
1 + 7 + 13 + … + (6n – 5) =  n(3n – 2)
adalah benar (hipotesis induksi).  Kita harus memperlihatkan bahwa p(n + 1) juga benar, yaitu
1 + 7 + 13 + … + (6n – 5) + (6n + 1) =  (n + 1)(3n + 1)
Untuk membuktikan ini, tunjukkan bahwa
1 + 7 + 13 + … + (6n – 5) + (6n + 1)  = n(3n – 2) + (6n + 1)
 = (3n2 – 2n) + (6n + 1)
 = 3n2 – 2n + 6n + 1
 = 3n2 + 4n + 1
 = (n + 1)(3n + 1)
Karena langkah (i) dan (ii) telah dibuktikan benar, maka untuk semua bilangan bulat positif n, terbukti bahwa untuk semua n  1, 1 + 7 + 13 + … + (6n – 5) =  n(3n – 2).
·         Prinsip Induksi yang Dirampatkan
Kadang-kadang kita ingin membuktikan bahwa pernyataan p(n) benar untuk semua bilangan bulat 0,  jadi tidak hanya bilangan bulat yang dimulai dari 1 saja. Prinsip induksi sederhana dapat dirampatkan (generalized) untuk menunjukkan hal ini sebagai berikut :
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat n  n0. Untuk membuktikan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:
1.      p(n0) benar, dan
2.      jika p(n) benar maka p(n + 1) benar untuk setiap n n0,
sehingga p(n) benar untuk semua bilangan bulat n n0.
Contoh :
Untuk semua bilangan bulat-negatif n, buktikan dengan induksi matematik bahwa 20 + 21 + 22 + … + 2n  = 2n+1 – 1
Penyelesaian :
Misalkan p(n) adalah proposisi bahwa untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, 20 + 21 + 22 + + 2n = 2n+1 -1
i.        Basis induksi : p(0) benar, karena untuk n = 0 (bilangan bulat tidak negatif pertama), kita peroleh:
20 = 1 = 20+1 – 1
    = 21 – 1
    = 2 – 1
    = 1
ii.      Langkah induksi: Misalkan p(n) benar, yaitu proposisi
20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1
diasumsikan benar (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa p(n + 1) juga benar, yaitu
                        20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = 2(n+1)+1 – 1
Hal ini kita tunjukkan sebagai berikut :
                        20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = (20 + 21 + 22 + … + 2n) + 2n+1
                                                                                              = (2n+1 – 1) + 2n+1 (dari hipotesis induksi)
                                                                      = (2n+1 + 2n+1) – 1
                                                                      = (2 . 2n+1) – 1
                                                                      = 2n+2 – 1
                                                                      = 2(n+1)+1 – 1
Karena langkah i dan ii keduanya telah diperlihatkan benar, maka untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, terbukti bahwa 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1
·         Prinsip Induksi Kuat
Kadang-kadang versi induksi yang lebih kuat diperlukan untuk membuktikan pernyataan mengenai bilangan bulat. Versi induksi yang lebih kuat adalah sebagai berikut:
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat  n . Untuk membuktikan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa :
1.      p(n0) benar, dan
2.      jika  p (n0), p (n0+1), …, p(n) benar, maka p(n+1) juga benar untuk setiap bilangan bulat n , sehingga p(n) benar untuk semua bilangan bulat n .
Catatlah bahwa versi induksi yang lebih kuat ini mirip dengan induksi sederhana, kecuali bahwa pada langkah 2 kita mengambi hipotesis induksi yang lebih kuat bahwa semua pernyataan p(1), p(2), … p(n) adalah benar daripada hipotesis yang menyatakan bahwa p(n) benar (pada induksi sederhana). Prinsip induksi kuat memungkinkan kita mencapai kesimpulan yang sama meskipun memberlakukan andaian yang lebih banyak.
Contoh :
Bilangan bulat positif disebut prima jika dan hanya jika bilangan bulat tersebut habis dibagi dengan 1 dan dirinya sendiri. Kita ingin membuktikan bahwa setiap bilangan bulat positif n(n ≥2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima. Buktikan dengan prinsip induksi kuat.
Penyelesaian :         
Misalkan p(n) adalah proposisi bahwa setiap bilangan positif n(n ≥2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima.
        i.            Basis Induksi : p(2) benar, karena 2 sendiri adalah bilangan prima dan disini 2 dapat dinyatakan sebagai perkalian dari satu buah bilangan prima, yaitu dirinya sendiri.
      ii.            Langkah Induksi : Misalkan p(n) benar, yaitu asumsikan bahwa bilangan  2, 3, , n dapat dinyatakan sebagai perkalian (satu atau lebih) bilangan prima (hipotesis induksi). Kita perlu menunjukkan bahwa p(n+1) benar, yaitu n + 1 juga dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima. Hal ini ditunjukkan sebagai berikut :
Jika n + 1 sendiri bilngan prima, maka jelas ia dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima. Jika n + 1 bukan bilangan prima, maka terdapat bilngan bulat positif a yang membagi habis n + 1 tanpa sisa. Dengan kata lain,
            (n + 1)/a = b    atau     (n + 1) = ab
yang dalam hal ini, 2 ≤ abn. Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima. Ini berarti, n + 1 jelas dapat dinyatakan sebagai perkalian bilngan prima, karena n + 1 = ab
Karena langkah (i) dan (ii) sudah ditunjukkan benar, maka terbukti bahwa setiap bilangan bulat positif n (n ≥ 2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima.
2.3  Bentuk Induksi Secara Umum
Bentuk Induksi secara umum adalah mungkin membuat bentuk umum metode induksi sehingga ia dapat diterapkan tidak hanya untu pembuktian proposisi yang menyangkut himpunan bilngan bulat positif, tetapi juga pembuktian yang menyangkut himpunan obyek yang lebih umum. Syaratnya, himpunan obyek tersebut harus mempunyai keterurutan dan mempunyai elemen kecil.
Definisi : Relasi biner “<“ pada himpunan X dikatakan terurut dengan baik (atau himpunan X dikatakan terurut dengan baik dengan “<“) bila memiliki properti berikut :
        i.            Diberikan x, y, z  X, jika x < y dan y < z, maka x < z
      ii.            Diberikan x, y X. Salah satu dari kemungkinan ini benar : x < y atau y < x atau x = y
    iii.            Jika A adalah himpunan bagian tidak kosong dari X, terdapat elemen x  A sedemikian sehingga x ≤ y untuk semua y  A. Dengan kata lain, setiap himpunan bagian tidak kosong dari X mengandung “elemen terkecil”.
Bentuk induksi secara umum dapat dituliskan sebagai berikut :
Misalkan X terurut dengan baik oleh “ < Ë®, dan p(x) adalah pernyataan perihal elemen x dari X. kita ingin membuktikan bahwa p(x) benar untuk semua x  X. Untuk membuktikan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa :
1.      p(x0) benar, yang dalam hal ini x0 adalah elemn terkecil di dalam X, dan
2.      jika p(y) benar untuk y < x, maka p(x) juga benar untuk setiap x > x0 di dalam X,
sehingga p(x) benar untuk semua x  X
Contoh :
Tinjau barisan bilangan yang didefinisikan sebagai berikut :
 

                        0                      jika m = 0 dan n = 0
Sm,n =               Sm – 1 ,n  + 1                   jika n = 0
                        Sm,n – 1   + 1                   jika n ≠ 0
Sebagai contoh ,
S0,0 = 0                                                 S1,0 = S0,0 + 1 = 0 + 1 = 1
S0,1 = S0,0 + 1 = 1                                 S1,1 = S1,0 + 1 = 1 + 1 = 2
S2,0 = S1,0 + 1 = 2                                 S2,1 = S2,0 + 1 = 2 + 1 = 3
Buktikan dengan induksi matematika bahwa untuk pasangan tidak negative m dan n, Sm,n = m+ n
Penyelesaian :
        i.            Basis induksi : Karena (0,0) adalah elemen terkecil di dalam X, maka S0,0 = 0 + 0 = 0. Ini benar dari definisi S0,0.
      ii.            Langkah induksi : Buktikan untuk semua (m,n) > (0,0) di dalam X bahwa jika Sm´,n= m´ + n´ benar untuk semua (m´, n´ ) < (m , n) maka Sm,n = m + n juga benar. Andaikan bahwa Sm´,n´ = m´ + n´ benar untuk semua (m´, n´). Ini adalah hipotesis induksi. Kita perlu menunjukkan bahwa Sm,n = m + n, baik untuk n = 0 atau n ≠ 0.
Kasus 1 : Jika n = 0 dari definisi Sm,n = Sm – 1 ,n +1. Karena (m – 1 , n) < (m , n), maka dari hipotesis induksi,
Sm – 1 ,n = (m – 1) + n sehingga  Sm,n  = Sm – 1 ,n + 1 = (m – 1) + n + 1 = m + n
Kasus 2 : Jika n ≠ 0 dari definisi Sm,n = Sm,n – 1  + 1. Karena (m, n – 1) < (m, n), maka dari hipotesis induksi,           
 Sm,n – 1 = m + (n – 1) sehingga Sm,n = Sm,n – 1  + 1 = m + (n – 1) + 1 = m + n
Karena langkah (i) dan (ii) sudah dibuktikan benar, maka terbukti bahwa untuk pasangan tidak negatif m dan n, Sm,n = m + n.


















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian tentang induksi matematika diatas dapat disimpulkan bahwa Induksi Matematika merupakan pembuktian deduktif, meski namanya induksi. Induksi matematika atau disebut juga induksi lengkap sering dipergunakan untuk pernyataan – pernyataan yang menyangkut bilangan asli. Induksi matematika dapat juga dikatakan sebagai suatu metode pembuktian untuk proposisi bilangan bulat.
Beberapa prinsip yang digunakan untuk membuktikan induksi matematika yaitu prinsip induksi sederhana, prinsip induksi yang dirapatkan dan prinsip induksi yang kuat. Bentuk Induksi secara umum adalah mungkin membuat bentuk umum metode induksi sehingga ia dapat diterapkan tidak hanya untu pembuktian proposisi yang menyangkut himpunan bilngan bulat positif, tetapi juga pembuktian yang menyangkut himpunan obyek yang lebih umum. Syaratnya, himpunan obyek tersebut harus mempunyai keterurutan dan mempunyai elemen kecil.

3.2  Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan sehingga tidak sesuai dengan keinginan pembaca, untuk itu saran sangat kami harapkan agar penulisan makalah selanjutnya kekurangan-kekurangan tersebut dapat penulis perbaiki.










DAFTAR PUSTAKA

Munir, Rinaldi. 2014. Matematika Diskrit. Bandung : Informatika.
Ayres, Frank &  Philip A. Schmidt. 2004. Matematika Universitas. Jakarta : Erlangga.

Induksi Matematika

Posted by : Nur'aini 1 Comment
Tag : ,

- Copyright © Matematika Pilihanku - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -